Pernahkah Ayah Bunda mendengar tentang sunat lem? Sesuai dengan namanya, sunat ini menggunakan lem, yakni cairan perekat khusus yang berfungsi untuk menutup luka setelah sunat.
Meskipun metode sunat ini tergolong baru, tetapi penggunaan lem dalam dunia medis sudah digunakan sejak lama.
Teknik ini sangat efektif untuk menyatukan bagian tubuh yang terluka, tanpa perlu dijahit.
Keunggulan Sunat Lem, Metode Terbaru Barangkali, Ayah Bunda bertanya-tanya, apa bedanya sunat menggunakan lem dibandingkan dengan sunat jenis lainnya?
Agar Ayah Bunda tidak penasaran, simak uraiannya berikut ini.
Sebagian besar anak-anak merasa takut apabila mendengar kata sunat. Bahkan, tak sedikit anak yang mengalami trauma, ngeri karena takut dipotong dan dijahit. Maklum saja, kesan dijahit menjadi kata yang menyeramkan bagi sebagian anak atau orang yang belum dikhitan atau disunat. Dengan menggunakan lem, proses penjahitan bisa dihilangkan jadi rasa takut pada anak atau orang yang akan dikhitan menjadi bisa diminimalisir.
Dengan tidak dilakukannya proses penjahitan, proses khitan atau sunat menjadi lebih singkat. Waktu pengerjaan yang singkat akan sangat bermanfaat bagi anak-anak yang sangat penakut atau anak yang hiperaktif atau yang berontak. Untuk pemotongan kulup penis dapat dilakukan dengan bebagai alat seperti Gomco clamp, Winklemann Clamp, Mogen Clamp, atau bisa juga dengan electric couter dan setelah dipotong baru lem diaplikasikan. Jika metode konvensional membutuhkan waktu sekitar 20 menit maka teknik lem hanya memerlukan waktu sekitar 13 hingga 15 menit saja.
Terluka setelah proses sunat memang hal yang wajar. Biasanya, luka akibat sunat akan sembuh dengan sendirinya selama beberapa waktu. Namun, terkadang luka ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Alhasil, anak pun malas untuk beraktivitas seperti biasa. Dengan sunat lem, kulit kulup yang telah terpotong diberi lem khusus bedah yang biasa dipakai di dunia medis untuk menyatukan kulit yang luka karena tindakan operasi atau kecelakaan.
Dengan mengaplikasikan lem maka luka akan menyatu dalam waktu singkat, tidak perlu lagi jarum dan benang jahit. Peradangan akibat benang yang merupakan benda asing bagi tubuh bisa dikurangi. Jika dibandingkan dengan sunat klamp, sunat dengan metode lem relatif lebih cepat juga proses penyembuhannya. Karena dengan metode sunat lem lebih minimal terjadi proses dehis atau luka terbuka kembali, sehingga anak bisa cepat melakukan aktivitas yang normal kembali.
Tak dapat dimungkiri bahwa salah satu faktor populernya sunat teknik lem adalah hasilnya yang jauh lebih bagus dibandingkan metode konvensional, laser atau electric couter. Tidak ada bekas jahitan di kulit kulup yang sudah terpotong menajadikan bekas luka menjadi lebih mulus. Pasalnya, lem yang digunakan untuk merekatkan luka mengandung 2-OCA (2-Octyl Cyanoarylate). Lem jenis ini pun tahan terhadap air, antibakteri, dan mudah kering.
Untuk hasil sunat dapat Ayah Bunda pantau mulai dari minggu pertama hingga minggu keenam. Teknik lem pun minim risiko komplikasi. Tidak mengherankan jika sebagian besar orang, utamanya yang mementingkan estetika akan memilih sunat metode lem daripada sunat konvensional, laser atau electric couter.
Itulah sejumlah keunggulan sunat lem dibandingkan dengan sunat metode lainnya. Dengan segala kelebihan tersebut, tak heran jika popularitas teknik ini kian meningkat. Ayah Bunda pun tak perlu ragu untuk menjadikan sunat metode lem sebagai pilihan bagi si kecil.
Kami buka setiap hari Senin - Minggu 24 Jam
Untuk informasi emergensi silahkan hubungi nomer telepon yang tertera diatas. Nomer khusus disediakan untuk mendapatkan respon tercepat dari kami