Sunatpenak.com – Coba pikir dua kali dulu sebelum Ayah Bunda memilih untuk menggunakan sunat calak. Kenali bahaya serta risiko yang mungkin mengintai tanpa disadari. Sunat sendiri merupakan prosedur yang biasanya dilakukan sebagai suatu bentuk tradisi maupun kewajiban agama.
Di tengah kemajuan teknologi medis saat ini, praktik tradisional seperti sunat calak mungkin masih ditemukan. Metode ini dilakukan dengan alat seadanya oleh pihak yang bukan merupakan tenaga medis.
Meskipun terkesan sederhana, praktik ini bisa mempunyai risiko fatal, yang mungkin tidak disadari. Melalui artikel ini, Sunatpenak akan mengupas bahaya yang mengintai di balik praktik sunat calak, perbedaannya dengan metode sunat modern. Jadi, pastikan Ayah bunda baca artikel ini sampai akhir!
Apa Itu Sunat Calak
Sunat calak adalah istilah yang umumnya digunakan untuk merujuk pada praktik sunat tradisional yang masih dilakukan di beberapa wilayah. Berbeda dengan prosedur medis, metode ini biasanya dilakukan oleh mantri sunat atau dukun sunat yang tidak memiliki latar belakang pendidikan formal medis.
Alat-alat yang digunakan pun sederhana serta seadanya, seperti pisau atau bambu yang diasah. Praktik ini merupakan turun-temurun dan sering dianggap sebagai bagian dari kearifan lokal. Meskipun terdengar seperti tradisi kuno, praktik sunat calak masih dilakukan karena beberapa faktor.
Faktor utamanya yaitu karena biaya yang lebih murah serta keyakinan masyarakat terhadap metode tradisional. Selain itu, jarak yang jauh dari fasilitas kesehatan juga menjadi alasan mengapa banyak keluarga memilih cara ini, terutama di pedesaan.
Namun, metode ini bisa sangat berisiko tinggi. Kurangnya sterilisasi alat, minimnya pengetahuan tentang anatomi dan prosedur medis yang benar, serta tidak adanya penanganan komplikasi dapat menimbulkan bahaya yang serius.
Risiko Fatal yang Mengintai pada Sunat Calak
Meskipun sunat calak ini dianggap sebagai suatu tradisi, tapi di balik kesederhanaannya itu juga memiliki risiko yang sangat serius bagi kesehatan. Praktik yang dilakukan tanpa pengetahuan medis yang memadai serta tanpa menggunakan alat yang steril bisa memicu komplikasi fatal.
Dengan Ayah Bunda mulai memahami serta menyadari bahaya-bahaya ini tentu sangat penting, supaya Ayah Bunda serta para orang tua di luar sana bisa membuat pilihan yang lebih aman untuk anak.
Penting untuk diingat juga bahwa, prosedur sekecil apapun, jika tidak dilakukan oleh tenaga ahli, bisa menimbulkan dampak jangka pendek maupun jangka panjang. Berikut adalah beberapa risiko fatal yang mengintai di balik praktik sunat tradisional ini!
1. Risiko Infeksi dan Tetanus
Salah satu risiko paling besar dari sunat calak yaitu potensi infeksi. Alat-alat yang digunakan yang tidak steril, bahkan bisa jadi alat yang bekas pakai. Lingkungan tempat prosedur dilakukan juga tidak terjamin kebersihannya. Hal ini berpotensi membuka jalan bagi bakteri dan kuman untuk masuk ke dalam luka sunat, yang bisa menyebabkan infeksi parah.
Infeksi pada luka sunat bisa memicu berbagai masalah, mulai dari pembengkakan ekstrem, demam tinggi, sampai dengan keluarnya nanah. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, infeksi bisa saja menyebar ke seluruh tubuh, yang sangat berbahaya bagi anak-anak.
Lebih jauh lagi, risiko yang paling ditakutkan yaitu tetanus. Bakteri penyebab tetanus (Clostridium tetani) ini bisa masuk melalui luka yang tidak steril. Tetanus adalah penyakit serius yang menyerang sistem saraf, yang bisa menyebabkan kejang otot, dan berpotensi menyebabkan kematian.
2. Pendarahan Hebat
Pada prosedur sunat calak, tidak ada alat khusus yang digunakan untuk mengontrol pendarahan. Mantri sunat tradisional umumnya tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang pembuluh darah di area penis. Ini bisa menyebabkan pendarahan hebat yang sulit dihentikan.
Pendarahan yang tidak terkontrol bisa menyebabkan syok hipovolemik, yaitu kondisi di mana tubuh kehilangan banyak darah dan menyebabkan tekanan darah turun drastis. Kondisi ini bisa berakibat fatal jika tidak segera mendapatkan transfusi darah dan penanganan medis di rumah sakit.
Mengingat prosedur ini dilakukan di luar fasilitas medis, tidak ada tim medis yang siap siaga untuk menangani komplikasi yang terjadi. Hal ini membuat risiko pendarahan yang tidak terkelola menjadi sangat tinggi dan membahayakan nyawa anak.
3. Cacat Permanen dan Hasil yang Tidak Sempurna
Tanpa pemahaman anatomi yang benar, praktik sunat calak berisiko menyebabkan hasil sunat yang tidak sempurna atau bahkan cacat permanen. Sisa kulup yang terlalu pendek atau terlalu panjang bisa saja mengganggu fungsi organ intim dan menyebabkan masalah di kemudian hari.
Dalam beberapa kasus, prosedur yang tidak rapi bisa meninggalkan bekas luka parut atau menyebabkan distorsi pada bentuk penis. Hal ini tidak hanya mempengaruhi penampilan, tapi juga bisa menimbulkan rasa sakit kronis dan mengganggu fungsi seksual di masa depan.
Cacat permanen akibat sunat tradisional akan memerlukan operasi perbaikan (re-sirkumsisi) yang rumit dan mahal. Alih-alih mendapatkan manfaat sunat, anak justru harus menanggung beban fisik dan psikologis akibat kesalahan prosedur yang tidak profesional.
Perbandingan Sunat Calak vs Sunat Modern
Setelah mengetahui risiko fatal dari sunat calak, penting juga untuk memahami perbedaan mendasar dengan metode sunat modern. Membandingkan keduanya tentu akan membantu Ayah Bunda dalam membuat keputusan yang paling aman untuk anak. Perbedaan utama keduanya, terletak pada aspek keamanan, hasil, dan proses penyembuhan, yang semuanya sangat dipengaruhi oleh standar medis.
Sunat modern dilakukan oleh dokter yang sudah terlatih, di fasilitas yang bersih dan steril. Alat-alat yang digunakan sangat canggih dan sekali pakai, seperti metode klamp, laser, atau cauter. Prosedur ini dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat untuk mencegah infeksi dan komplikasi.
Sebaliknya, sunat calak sering dilakukan di tempat yang tidak higienis dengan alat yang tidak terjamin sterilitasnya, membuka risiko besar terhadap infeksi dan penyakit lain. Selain dari segi keamanan, hasil yang didapatkan juga sangat berbeda. Sunat modern menjanjikan hasil yang rapi, simetris, dan penyembuhan yang lebih cepat.
Dikarenakan dilakukan oleh ahli, sisa kulup akan terpotong sempurna sesuai anatomi, sehingga tidak ada risiko sunat gagal. Sementara itu, sunat calak sering kali menghasilkan luka yang tidak rapi, sisa kulup tidak tuntas, atau bahkan cacat permanen yang memerlukan prosedur sunat ulang di kemudian hari.
BACA JUGA : Ciri-Ciri Sunat yang Gagal
Memilih Cara Sunat yang Terbaik untuk Anak
Setelah mengetahui perbandingan antara sunat calak dan sunat modern. Tentunya, keputusan untuk menyunat anak merupakan hal yang penting, dan memilih cara yang aman harus menjadi prioritas utama. Dengan memilih sunat modern, Ayah Bunda juga ikut memastikan bahwa prosedur dilakukan oleh tenaga medis ahli dengan standar kesehatan yang tinggi.
Sunat modern tidak hanya lebih aman, tetapi juga menawarkan hasil yang jauh lebih baik. Dengan teknologi canggih seperti metode klamp, laser, atau cauter, prosedur bisa dilakukan dengan minimal pendarahan, nyeri yang lebih sedikit, dan waktu pemulihan yang lebih singkat. Memilih klinik yang tepat adalah bentuk investasi untuk kesehatan jangka panjang anak Anda.
Sunat aman dan nyaman untuk anak? Jangan ambil risiko dengan kesehatan buah hati Anda. Hubungi layanan sunat anak di Sunatpenak sekarang untuk mendapatkan konsultasi dengan tim dokter ahli. Klik tombol berikut untuk informasi lebih lanjut!