Perbedaan Epispadia dan Hipospadia

Simak! Perbedaan Epispadia dan Hipospadia yang Perlu Diketahui

Sunatpenak.com – Hipospadia dan epispadia adalah dua istilah medis yang mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Keduanya merupakan kelainan bawaan yang mempengaruhi organ reproduksi pria, khususnya pada bagian penis.

Meskipun sama-sama melibatkan kelainan pada uretra, yaitu saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh, hipospadia dan epispadia memiliki perbedaan mendasar yang perlu dipahami. Dalam kesempatan ini, Anda bisa mengetahui perbedaan antara hipospadia dan epispadia.

Mulai dari definisi masing-masing kondisi, penyebab hingga gejala yang menyertai. Dengan memahami perbedaan ini, diharapkan Anda bisa memiliki pengetahuan yang lebih baik dan mengambil langkah yang tepat jika menemukan kondisi ini pada diri sendiri atau orang terdekat.

Apa Itu Hipospadia

Hipospadia adalah kondisi kongenital pada bayi laki-laki, yang ditandai dengan letak abnormal muara uretra, yaitu saluran yang mengalirkan urin dari kandung kemih yang tidak berada di ujung penis, melainkan di sisi bawahnya.

Kelainan ini muncul saat janin berkembang, khususnya antara minggu ke-8 dan ke-14 kehamilan, ketika terjadi gangguan hormonal yang berperan dalam pembentukan uretra. Normalnya, lubang uretra terletak di ujung penis, memungkinkan aliran urin yang lancar.

Namun, pada kasus hipospadia, lubang tersebut bisa berada di berbagai titik di sepanjang sisi bawah penis, mulai dari dekat kepala penis hingga ke kantung skrotum. Kondisi ini berpotensi menimbulkan masalah seperti kesulitan berkemih sambil berdiri, gangguan ejakulasi di usia dewasa, serta masalah kepercayaan diri.

Penyebab pasti hipospadia masih belum sepenuhnya dipahami, akan tetapi beberapa faktor risiko telah diidentifikasi, termasuk predisposisi genetik, usia ibu di atas 35 tahun saat hamil, paparan terhadap bahan kimia tertentu selama kehamilan. Misalnya pestisida dan asap rokok, serta penggunaan teknologi reproduksi berbantu. Diagnosis hipospadia umumnya dilakukan melalui pemeriksaan fisik rutin pada bayi baru lahir, dan penanganannya yang melibatkan tindakan bedah untuk mengoreksi posisi uretra.

Apa Itu Epispadia

Epispadia adalah kelainan bawaan lahir yang lebih jarang terjadi dibandingkan hipospadia, di mana lubang uretra terletak di bagian atas penis, bukan di ujungnya. Kondisi ini disebabkan oleh gangguan perkembangan uretra dan tulang panggul selama masa kehamilan, yang mengakibatkan pembentukan uretra yang tidak sempurna.

Pada kasus epispadia ini, lubang uretra bisa terletak di berbagai posisi di bagian atas penis, mulai dari dekat kepala penis hingga ke perut. Pada kasus yang lebih parah, epispadia bisa juga disertai dengan kelainan lain seperti ekstrofi kandung kemih, yaitu kandung kemih berada di luar tubuh, dan inkontinensia urine, yaitu ketidakmampuan mengontrol buang air kecil.

Perbedaan Hipospadia dan Epispadia

Hipospadia dan epispadia adalah dua jenis kelainan bawaan yang mempengaruhi letak lubang uretra pada penis. Meskipun keduanya melibatkan abnormalitas pada saluran kemih, namun terdapat perbedaan mendasar yang membedakan keduanya.

Dengan memahami perbedaan ini penting untuk diagnosis yang tepat dan penanganan yang sesuai. Secara sederhana, hipospadia adalah kondisi di mana lubang uretra terletak di bagian bawah penis, sedangkan epispadia adalah kondisi di mana lubang uretra terletak di bagian atas penis.

Namun, perbedaan keduanya tidak hanya sebatas pada posisi lubang uretra saja. Berikut perbedaan-perbedaan tersebut secara lebih rinci!

1. Posisi Lubang Uretra

Posisi Lubang Uretra

Pada kasus hipospadia, lubang uretra terletak di bagian bawah penis. Lokasinya bisa bervariasi, mulai dari dekat ujung penis atau glans hingga ke bagian tengah atau pangkal penis, bahkan hingga ke skrotum atau kantung buah zakar.

Semakin jauh lubang uretra dari ujung penis, semakin parah tingkat hipospadianya. Kondisi ini sering disertai dengan chordee, yaitu penis yang melengkung ke bawah. Sementara itu, pada epispadia, lubang uretra terletak di bagian atas penis.

Lokasinya juga bisa bervariasi, mulai dari dekat ujung penis hingga ke perut. Epispadia cenderung lebih jarang terjadi dibandingkan hipospadia, dan sering terkait dengan kelainan lain seperti ekstrofi kandung kemih, yaitu kondisi di mana kandung kemih berada di luar tubuh.

Penis pada epispadia biasanya terlihat lebih pendek dan lebar. Perbedaan posisi lubang uretra ini sangat penting dalam membedakan kedua kondisi ini. Pemeriksaan fisik yang teliti oleh dokter biasanya cukup untuk menentukan apakah seorang anak laki-laki mengalami hipospadia atau epispadia.

2. Faktor Penyebab

Faktor Penyebab

Penyebab pasti hipospadia belum diketahui secara pasti, namun secara umum yaitu adanya dugaan yang melibatkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Beberapa faktor risiko yang telah diidentifikasi antara lain riwayat keluarga dengan hipospadia, usia ibu di atas 35 tahun saat hamil, paparan zat kimia tertentu selama kehamilan.

Misalnya, seperti pestisida dan asap rokok, serta penggunaan terapi kesuburan. Gangguan hormon selama perkembangan janin juga diduga berperan dalam terjadinya hipospadia. Epispadia sering terjadi bersamaan dengan ekstrofi kandung kemih, yaitu kondisi di mana kandung kemih tidak menutup dengan sempurna selama masa kehamilan.

Faktor genetik juga diduga berperan dalam terjadinya epispadia. Kondisi hipospadia atau epispadia ini terjadi secara acak selama perkembangan janin dan tidak dapat dicegah. Konsultasi dengan dokter spesialis sangat penting untuk mendapatkan informasi yang akurat dan penanganan yang tepat.

3. Tingkat Keparahan

Tingkat Keparahan

Adapun tingkat keparahan hipospadia bervariasi tergantung pada lokasi lubang uretra. Hipospadia diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan posisi lubang uretra, yaitu glanular (dekat ujung penis), penile (di sepanjang batang penis), penoskrotal (di antara penis dan skrotum), dan skrotal (di skrotum).

Semakin jauh lubang uretra dari ujung penis, semakin parah tingkat hipospadianya. Hipospadia yang parah bisa menyebabkan kesulitan buang air kecil dan masalah seksual di kemudian hari.

Tingkat keparahan epispadia juga bervariasi tergantung pada lokasi lubang uretra dan keterlibatan organ lain. Pada kasus yang lebih parah, epispadia juga dapat disertai dengan inkontinensia urine dan kelainan pada kandung kemih.

Penentuan tingkat keparahan hipospadia dan epispadia sangat penting untuk menentukan jenis penanganan yang paling tepat. Dokter melakukan pemeriksaan fisik teliti dan mungkin memerlukan tes tambahan untuk menilai kondisi uretra, kandung kemih, serta organ terkait.

BACA JUGA : Jenis Suntikan Bius Sunat

Layanan Sunat Anak Terpercaya

Sebagai pengangkatan kulup (sirkumsisi) pada penis, sunat adalah tindakan medis umum yang bermanfaat mengurangi risiko infeksi saluran kemih, penyakit seksual, dan kanker penis, selain alasan agama atau budaya.

Maka, dengan memilih layanan sunat yang terpercaya adalah langkah penting untuk memastikan keamanan dan kenyamanan anak Anda. Sunatpenak hadir sebagai solusi layanan sunat anak terpercaya dengan metode modern dan tenaga medis profesional. Sunat minim sakit dengan bius lokal dan metode klamp untuk kenyamanan dan keamanan anak Anda

Selain itu, layanan Sunatpenak juga menyediakan fasilitas yang ramah anak dan suasana yang menyenangkan untuk mengurangi rasa takut dan cemas. Jangan tunda lagi, percayakan sunat anak Anda pada ahlinya di Sunatpenak. Anda bisa mengunjungi website kami sekarang untuk informasi lebih lanjut dan jadwalkan konsultasi melalui tautan link berikut ini!

 

Hubungi Kami

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top