Rasa gatal karena bekas jahitan sunat pada anak apakah wajar? Proses sunat pada anak umumnya berjalan aman dan lancar, jika dilakukan dengan metode modern yang minim risiko. Namun, setelah tindakan selesai dan luka mulai memasuki fase penyembuhan, tidak sedikit orang tua merasa cemas saat anak mulai mengeluhkan rasa gatal di area bekas jahitan sunat.
Kondisi ini sering membuat anak rewel, merasa tidak nyaman, bahkan mencoba menggaruk area tersebut. Tentunya dapat memperlambat penyembuhan atau memicu infeksi.
Apakah wajar jika muncul rasa gatal setelah disunat? Gatal karena bekas jahitan sunat sebenarnya merupakan hal yang umum terjadi selama proses pemulihan.
Meskipun begitu, orang tua tetap perlu memahami kapan rasa gatal itu masih tergolong wajar dan kapan harus mulai waspada. Simak artikel ini untuk tahu lebih lanjut perbedaan dan cara mengatasi gatal karena bekas jahitan sunat!
Gatal Muncul Setelah Disunat
Gatal yang muncul setelah anak disunat merupakan respon alami tubuh terhadap proses penyembuhan luka. Pada saat kulit mulai meregenerasi dan jaringan baru terbentuk, tubuh juga melepaskan zat kimia seperti histamin yang dapat menimbulkan sensasi gatal.
Hal ini biasanya terjadi beberapa hari setelah sunat dan merupakan tanda bahwa luka sedang mengalami perbaikan. Dalam kondisi yang normal, gatal akan terasa ringan dan dapat hilang dengan sendirinya. Jadi, tidak perlu pengobatan khusus.
Namun, gatal juga bisa menjadi sinyal awal adanya iritasi atau infeksi ringan pada area bekas jahitan sunat. Khususnya, jika kebersihan tidak terjaga atau anak sering menyentuh area luka dengan tangan yang kotor.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan dan penting bagi orang tua untuk mengamati perubahan lain yang menyertai rasa gatal.
Gatal yang Normal vs Tidak
Apa perbedaan gatal karena bekas jahitan sunat anak yang normal dan tidak normal? Sensasi gatal yang timbul secara ringan tanpa disertai rasa nyeri atau perubahan warna kulit yang jelas.
Umumnya, masih tergolong normal dalam proses penyembuhan luka sunat. Gatal seperti ini biasanya muncul beberapa hari setelah tindakan, dan cenderung membaik dengan sendirinya dalam waktu beberapa hari.
Selama anak masih bisa beraktivitas seperti biasa dan tidak tampak kesakitan saat disentuh di sekitar area sunat. Dengan demikian, kekhawatiran berlebihan dari orang tua tidak diperlukan.
Sebaliknya, jika gatal yang tidak normal biasanya disertai gejala tambahan, seperti luka yang tampak memerah, membengkak, mengeluarkan cairan kuning atau berbau, atau anak merasa sangat nyeri hingga tidak nyaman saat bergerak.
Kondisi ini bisa mengindikasikan adanya infeksi atau reaksi alergi terhadap bahan jahitan atau obat oles yang digunakan. Jika gatal disertai tanda-tanda tersebut, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter, agar bisa ditangani dengan cepat dan tepat.
Cara Mengatasi Gatal Bekas Jahitan
Mengatasi gatal karena bekas jahitan sunat membutuhkan perhatian ekstra dari orang tua. Meskipun sebagian besar rasa gatal tergolong normal, penanganan yang kurang tepat bisa membuat luka menjadi iritasi, terinfeksi, atau penyembuhan jadi lebih lama.
Penting bagi orang tua memahami langkah-langkah perawatan yang aman dan efektif untuk mengurangi rasa gatal, sekaligus menjaga kenyamanan anak selama masa pemulihan. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu meredakan gatal bekas jahitan sunat pada anak!
1. Jaga Kebersihan Luka
Menjaga kebersihan area sunat adalah langkah yang paling dasar dan penting untuk mencegah infeksi yang bisa memperparah rasa gatal. Orang tua sebaiknya membersihkan area luka dengan air hangat yang bersih, tanpa menggunakan sabun yang mengandung pewangi atau antiseptik keras.
Cukup usap perlahan area di sekitar luka menggunakan kain halus atau tisu bersih, kemudian biarkan mengering dengan sendirinya. Hindari menggosok luka karena bisa mengiritasi jaringan yang sedang sembuh.
Selain itu, penting untuk memastikan anak memakai pakaian dalam yang bersih dan tidak ketat setiap hari. Ganti pakaian secara rutin, terutama setelah anak berkeringat atau buang air, agar area luka tetap kering dan tidak lembap.
Lingkungan yang kotor dan lembap bisa menjadi tempat ideal bagi bakteri untuk berkembang, yang akhirnya menimbulkan rasa gatal berlebih dan memperlambat penyembuhan luka sunat.
2. Gunakan Salep yang Tepat
Penggunaan salep atau krim topikal juga bisa membantu meredakan rasa gatal dan mempercepat proses penyembuhan. Namun, pemilihan salep tidak boleh sembarangan.
Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau tenaga medis yang menangani sunat anak, untuk memastikan jenis salep yang aman digunakan. Terutama jika anak memiliki kulit sensitif atau alergi terhadap zat tertentu. Salep antiseptik ringan atau pelembap khusus luka biasanya cukup efektif untuk mengurangi rasa gatal.
Hindari penggunaan obat oles yang dibeli bebas tanpa anjuran medis, terutama produk dengan kandungan steroid atau bahan kimia kuat lainnya. Penggunaan yang salah bisa menyebabkan iritasi tambahan atau memperparah luka.
Selalu perhatikan reaksi kulit setelah pemakaian salep, jika muncul kemerahan, gatal berlebihan, atau ruam, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan kembali ke dokter.
3. Cegah Anak Menggaruk
Salah satu tantangan terbesar saat anak mengalami gatal adalah mencegah mereka menggaruk area luka. Menggaruk tidak hanya bisa membuka luka yang mulai sembuh, tetapi juga meningkatkan risiko infeksi karena bakteri dari tangan bisa masuk ke jaringan kulit yang masih sensitif.
Orang tua sebaiknya secara aktif mengawasi anak, terutama saat ia merasa tidak nyaman atau gelisah. Maka, untuk membantu mengurangi keinginan anak menggaruk, pakaikan celana yang longgar dan berbahan lembut agar tidak menekan area luka.
Selain itu, alihkan perhatian anak dengan aktivitas yang menyenangkan atau gunakan teknik relaksasi sederhana agar mereka tidak terlalu fokus pada rasa gatal. Jika perlu, konsultasikan ke dokter mengenai penggunaan pelindung luka ringan atau perban yang aman untuk mencegah gesekan langsung tanpa mengganggu sirkulasi udara di area sunat.
Hal yang Perlu Dihindari
Selama proses penyembuhan luka sunat, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari agar tidak memperparah kondisi dan mencegah gatal semakin menjadi.
Salah satunya adalah penggunaan bahan alami atau obat oles yang belum jelas keamanannya. Meskipun terlihat “alami” atau diwariskan secara turun-temurun, bahan seperti minyak kelapa, daun-daunan, atau ramuan tertentu bisa saja menimbulkan iritasi atau reaksi alergi pada kulit anak yang sensitif, terutama jika luka masih terbuka atau basah.
Selain itu, hindari memakaikan celana ketat, popok, atau kain kasar yang dapat menekan dan menggesek area luka. Akibatnya, bisa muncul rasa gatal, proses pengeringan luka menjadi lebih lama, dan luka bisa terbuka lagi.
Memandikan anak dengan air panas juga sebaiknya dihindari, karena suhu tinggi dapat mengganggu regenerasi kulit dan meningkatkan risiko peradangan.
Sunat Modern untuk Anak
Jika anak Ayah dan Bunda mengalami rasa gatal berlebih atau luka tampak tak kunjung membaik, jangan ragu untuk konsultasi langsung dengan tim medis di Sunat Penak.
Menggunakan metode sunat modern yang minim risiko dan didampingi tenaga profesional berpengalaman. Sunat Penak siap bantu proses penyembuhan anak jadi lebih cepat, nyaman, dan tanpa drama.
Jadwalkan pemeriksaan atau konsultasi sekarang juga melalui WhatsApp di sini!